Diposting pada 30 September 2024
JATINANGOR – Rabu, 18 September 2024 – Kegiatan pelatihan pencarian dan pertolongan bagi Praja Utama Program Studi Manajemen Keamanan dan Keselamatan Publik, Fakultas Perlindungan Masyarakat, Institut Pemerintahan Dalam Negeri, memasuki hari kedua dengan semangat yang tinggi. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kantor Pencarian dan Pertolongan Bandung, dan bertujuan untuk membekali peserta dengan keterampilan praktis yang esensial dalam situasi darurat.
Setelah mempelajari empat keterampilan utama pada kompetensi medical first responder di hari pertama, para Praja Utama yang berjumlah 97 orang siap untuk menerapkan pengetahuan mereka melalui praktik langsung. Pelatihan berlangsung selama sehari penuh, mulai dari pukul 08:30 hingga 16:00 WIB. Dengan pembagian kelompok yang sistematis, peserta dapat berlatih secara optimal dan terstruktur.
Teknik Penilaian Korban dan Pemberian Pertolongan
Di hari kedua ini, fokus pelatihan adalah praktik penyelamatan yang meliputi berbagai teknik penting. Para peserta diajarkan teknik penilaian korban, yang merupakan langkah awal yang krusial dalam memberikan pertolongan. Setiap peserta mendapat kesempatan untuk mempraktikkan pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah korban, serta pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Hal ini penting untuk menentukan kondisi awal korban sebelum tindakan lebih lanjut dilakukan.
Selain itu, pelatihan juga mencakup teknik bebat dan bidai. Kedua teknik ini sangat vital untuk memastikan bahwa korban dapat ditransportasikan dengan aman tanpa memperparah cedera. Dalam konteks ini, peserta dibekali dengan pengetahuan tentang bagaimana cara menggunakan alat bebat dan bidai dengan benar dan efektif.
Pemberian Bantuan Hidup Dasar
Praktik pemberian bantuan hidup dasar dan resusitasi jantung paru (RJP) menjadi salah satu materi kunci yang diajarkan. Di bawah bimbingan rescuer berpengalaman, peserta diajarkan cara melakukan RJP dengan menggunakan alat peraga. Hal ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman mereka tentang teknik resusitasi yang benar dan langkah-langkah yang harus diambil dalam situasi darurat.
Peserta dibagi menjadi dua kelompok untuk memaksimalkan waktu praktik. Kelompok pertama, yang diampu oleh rescuer Syahrul Umar, mendapatkan pelatihan tentang metode pemindahan korban serta penerapan bebat dan bidai. Sementara itu, kelompok kedua yang dipimpin oleh rescuer Abraham fokus pada praktik resusitasi jantung paru. Dengan pembagian ini, setiap peserta mendapatkan perhatian yang cukup dan dapat berlatih secara intensif.
Kolaborasi dan Pembelajaran Aktif
Selama pelatihan, kolaborasi antar peserta dan instruktur menjadi kunci sukses. Rescuer dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Bandung tidak hanya memberikan instruksi, tetapi juga menjawab berbagai pertanyaan dari peserta, sehingga menciptakan suasana belajar yang interaktif dan kondusif. Peserta diberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman dan mengajukan pertanyaan yang relevan, sehingga meningkatkan pemahaman mereka tentang situasi nyata yang mungkin mereka hadapi di lapangan.
Pelatihan pencarian dan pertolongan ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan kompetensi para Praja Utama di bidang manajemen keamanan dan keselamatan publik. Dengan keterampilan yang diperoleh, diharapkan mereka dapat memberikan pertolongan yang tepat dan efektif dalam situasi darurat. Kegiatan ini tidak hanya bermanfaat bagi para peserta, tetapi juga bagi masyarakat luas, karena mereka dilatih untuk menjadi garda terdepan dalam penanganan situasi krisis. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang telah dibekali, diharapkan para Praja Utama dapat berkontribusi secara signifikan dalam menjaga keselamatan publik di masa depan (Naw).