Diposting pada 30 September 2024
JATINANGOR – Selasa, 17 September 2024 sedang dilaksanakan Pelatihan Pencarian dan Pertolongan bagi Praja Utama Program Studi Manajemen Keamanan dan Keselamatan Publik, Fakultas Perlindungan Masyarakat, Institut Pemerintahan dalam Negeri. Pelatihan SAR ini dibawakan oleh para rescuer dan rescuer terampil dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Bandung.
Secara garis besar, kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini berfokus pada salah satu modalitas pertolongan pertama, yakni Medical First Responder atau Penolong Pertama. Materi dibuka oleh Itsnah Tsaniah, S.M, salah seorang rescuer terampil. Sebelum masuk ke beberapa materi skill yang harus dimiliki oleh para penolong pertama, Itsnah terlebih dahulu memberikan pengantar terkait kewajiban seorang penolong pertama, bentuk pelanggaran tanggung jawab, bagaimana mekanisme persetujuan sebelum melakukan tindakan penyelamatan pada korban, dan bagaimana melindungi diri seorang penolong pertama.
Sesi kemudian dilanjutkan dengan teknik pemindahan korban saat situasi darurat dengan pemateri yang sama. Dengan fokus kompetensi dapat melakukan pemindahan dengan berbagai metode bagi korban/orang yang berada di daerah berbahaya ke daerah yang aman, materi ini memfokuskan pada metode penyelamatan menggunakan mekanika tubuh, sehingga relatif aman dan meminimalisir cedera bagi penolong. Pembawaan materi disertai simulasi dimana praja ikut aktif berperan, menjadikan kelas pelatihan di materi kedua ini sangat hidup dan para pesertanya pun mengikuti materi dengan penuh semangat.
Pada sesi hari pertama, komposisi subbab pelatihan lebih banyak membahas aspek teoritis dari empat skill utama pada kompetensi Medical First Responder. Di materi ketiga, Praja Utama mempelajari tentang penilaian korban yang dibawakan oleh Syahrul Umar, seorang rescuer di Kantor Pencarian dan Pertolongan Bandung. Materi ini berfokus pada ada beberapa kompetensi seperti prosedur umum seorang penolong pertama saat tiba di lokasi kejadian, tahapan pada rencana penilaian korban, langkah-langkah penilaian awal, hingga praja juga diberikan sesi demonstrasi pemeriksaan fisik korban dengan lengkap.
Materi terakhir dibawakan oleh Abraham Dean Berardi, S.M, dengan materi Bantuan Hidup Dasar dan Resusitasi Jantung Paru dengan luaran utama Praja mampu mempraktikkan tindakan RJP pada situasi henti napas dan/atau henti jantung, mengingat kejadian cardiac arrest merupakan kejadian tiba-tiba yang memerlukan penanganan cepat.
Kegiatan berlangsung selama sehari penuh, dari pukul 09.00-15.30 WIB dan akan berlanjut esok hari dengan fokus pada skill lapangan praja utama dalam mengaplikasikan materi yang telah disampaikan hari ini. Diharapkan, kegiatan pelatihan yang diikuti oleh 97 Praja Utama ini dapat terintegrasi dengan kebutuhan kompetensi seorang lulusan Program Studi Manajemen keamanan dan Keselamatan Publik, utamanya dalam memberikan penyadartahuan terkait pentingnya peran SAR di keseharian dan bagaimana menjadi seorang penolong pertama dalam situasi kegawatdaruratan. (Naw)